Minggu, 14 Juli 2013

#RamadhanBercerita4 PersaMinoritas #2



Sebelumnya, baca dulu PersaMinoritas #1 biar ga tersesat, panitia tidak menyediakan kompas, apalagi hati yang kosong untuk diisi gombalan papa kamu.

Setelah selesai masak makan malam untuk bocah-bocah tersebut (saya juga bocah pada saat itu), saya dan teman-teman mendapat arahan untuk segera Ibadah sesuai dengan Kepercayaan masing-masing. Seorang Pembina menghampiri saya.

Pembina              : Rama, kamu ga sholat kan?
Saya                    : Tidak yanda. 

Sebentar, konsep memanggil Pembina dengan sebutan “Yanda” atau singkatan dari ayahanda sebenarnya aneh. Karena semuda apapun orang yang menjadi Pembina pramuka Siaga akan dipanggil Ayahanda bila laki-laki, Bunda bila perempuan, dan Marshanda apabila Pembina tersebut jago acting nangis.


Ini menimbulkan kecemberuan sosial antara Orang tua anak, anak dan Pembina, dirumah sang anak memanggil papanya dengan sebutan bapak, papa atau Bro. Mungkin pramuka ini sebenarnya ditemukan Belanda guna memecah belah antara anak dan orang tua yang biasa kita dengar dengan istilah Devide et impera. Kalau Bude Et Ampera itu warung kerja sama antara orang Jawa dan orang Padang.

Pembina              : Bagus, itu berarti kamu bisa jaga kelas ini sementara teman-teman kamu sholat.
Saya                   : Siap, yanda.

Dan akhirnya saya harus termenung sendirian selama beberapa menit di kelas untuk menjaga barang-barang bawaan yang sebenarnya tidak ada yang pantas untuk dijaga. Setelah mereka kembali, akhirnya acara pun dimulai dengan berkumpul di lapangan.

Seperti biasa, untuk memanaskan semangat, berbagai tepuk-tepukan pramuka dilakukan. Tapi ada satu tepuk yang benar-benar saya tidak bisa ikuti, tepuk itu bernama Tepuk Anak Sholeh. Sumpah, ini serius, tepuknya kurang lebih seperti ini.

Tepuk Anak Soleh
Tepuk 3X Aku
Tepuk 3X Anak Soleh
Tepuk 3X rajin sholat
Tepuk 3X Rajin ngaji
Tepuk 3X Orang tua
Tepuk 3X Dihormati
Tepuk 3X Cinta Islam
Tepuk 3X sampai mati
Laillahailallah Muhammaddarusulullah
Islam islam Yess.

Dan tiap satu set tepuk tersebut diulangi 3 kali. Ini serius. Pada jaman itu saya adalah satu-satunya orang yang memeluk agama Hindu di SD Lowokwaru VII. Saya hanya bisa mengikuti ketika mereka meneriakkan kata Yes. YESSSS, akhirnya udah selesai.

Setelah puas dengan tepuk-tepukan, akhirnya berlanjut ke acara api unggun, dimana kayu-kayu dibakar tepat dihalaman sekolah. Acara api unggun berlangsung sangat seru, para siaga dan penggalang diwajibkan untuk menyumbang satu lagu. Lagu apapun, papun genre lagumu, minumnya the botol sosro.

Barung demi barung (istilah kelompok siaga) dipanggil satu persatu, pada waktu itu saya bergabung dengan barung kelelawar, tepat bersama A’an, Shandy, Dendi dan saya lupa yang lainnya. Pemanggilan tersebut memang terdengar cukup aneh, bagaikan sebuah pesta api unggun bersama hewan buas.

Pembina              : Okeee Singa maju, keren sekali lagunya ………….. Rajawali silahkan, ayoo ga usah malu-malu ……….. Elang ayoo sekarang, hahahaha, lucu sekali ya mereka……..

See? Pembina terlihat benar-benar senang dengan apa yang dia lakukan pada kami. Benar-benar turunan Belanda.

Setelah selesai pesta pora antar hewan. Kami dipersilakan untuk kembali ke kelas dan tidur. Seperti biasa, di kelas tidak akan pernah ada yang bisa tidur dengan nyaman. Selalu ada otak-otak kriminil kecil yang berniat mengganggu temannya yang sedang tidur, termasuk saya penggagasnya.

Ada yang pas tidur mulutnya dimasukin Mie mentah, ada yang hidungnya dimasukin kaos kaki, ada yang celananya dipelorotin tapi tetap tidak bangun, sewaktu melepas, celananya celana panjang, ternyata Pembina.

Pukul 2 pagi, Puas bermain-main dengan kejahilan, kami memutuskan untuk tidur, suasana terasa sunyi dan sepi, mata perlahan terpejam sambil menikmati orchestra nyamuk yang sedang Rally di dalam kelas. Baru 15 menit tertidur, terdengar gebrakan pintu yang keras, “BRRAAKKKK”. Dan suara lantang berteriak.

Pengganggu                       : BANGUUUNN SEMUANYAAA!!!! CEPAT PAKAI ATRIBUT KALIAN DAN SEGERA BERKUMPUL DILAPANGAN, WAKTU KALIAN HANYA SATU MENITT!!!
Seseorang                           : Yandaa!!! Saya ga bisa baca Jam!!!
Pengganggu                       : ………………………………. CEPAAATTT!!!!

Suasana mulai chaos, semua murid berlarian mengambil perlengkapan. Dan bersiap untuk berkumpul. Beberapa ada yang kehilangan sepatu, kehilangan Hasduk, dan ada juga yang kehilangan akal sehat, karena dia berlari keluar kelas sambil berteriak, “Sayaaa sudah siap yandaa” dengan celana yang belum dipakai.

(to be continue) ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar